O E A U I (Obrolan Enak Alternatif Usaha Ikan ) & OEIUA (Obrolan Enak Inspiratif Untuk Amal)
Saturday, November 26, 2016
BISAKAH PENGELUARAN AIR WADUK/DANAU DARI BAGIAN DASAR ?
https://agribisnisbenihikan.blogspot.co.id
SOLUSI ALTERNATIF PENCEGAHAN UP WELLING
Up Welling pada Budidaya Ikan dalam Keramba Jaring Apung di Perairan Umum
Masalah yang sering terjadi dalam budidaya ikan dalam jaring apung di waduk, danau, atau perairan umum lainnya yang menggenang adalah terjadinya up welling yang mengakibatkan ikan dalam wadah budidaya mati secara serentak.
Bermaksud untuk mengail di kolam keruh dalam hal ini asal usul (usul yang asal-asalan) ingin ikut memperkeruh, bukan akan menyajikan solusi yang baik, penulis mencoba menulis ringan sebagai pengisi luang waktu, barang kali ada yang mencoba mengklik blog amburadul ini. Baru tahu : ketipu, ni ye?
Karakteristik waduk lebih baik dari pada karakrestik danau. Dalam hal ini maksudnya waduk adalah ekosistem buatan dan danau adalah ekosistem alami, sehingga tumpukan bahan organik di danau bisa lebih banyak dari waduk. Danau bisa jadi adalah seperti rawa yang dari beberapa saat abad yang sebelumnya sudah terjadi penumpukan bahan organik. Hal ini terlihat dari penggunaan danau jarang sekali ada yang memanfaatkan menjadi lokasi budidaya ikan di perairan umum (khususnya jenis ikan non labyryn, arborescent dan yang tahan dalam oksigen rendah). Akan tetapi ada juga danau yang dimanfaatkan sebagai wadah budidaya ikan dalam KJA dan wadah lainnya. Namun demikian potensi terjadi up wellingnya jauh lebih tinggi dari pada dalam waduk. Saya tidak berani mengambil contohnya, mungkin Anda tahu. Silahkan Anda tebak dengan kondisi kekinian.
Pengamatan di atas hanya didasarkan pada tumpukan bahan organik alami yang secara pasif ada di media danau. Namun apabila lokasi danaunya digunakan juga sebagai tempat budidaya ikan, maka akan menambah masukan bahan organik dari kotoran dan sisa pakan ikan ke dalam media danau tersebut. Oleh karena secara teoritis potensi up welling lebih besar terjadi di danau.
Masukan bahan organik yang tidak dapat dianggap ringan adalah bahan organik yang ikut terbawa dalam aliran air yang masuk ke danau tersebut. Limbah rumah tangga, pabrik, EROSI dan sampah-sampah dapat mempercepat penumpukan bahan organik yang lebih banyak lagi. Hal ini ikut mempercepat umur danau menjadi sebuah hanya cekungan air, rawa dan akhirnya setelah beberapa abad mungkin menjadi sebuah daratan.
Dalam perjalanan menumpuk bahan organik di danau ini, tentu akan mengurangi volume air yang tertampung di danau, sehingga bisa menimbulkan kejadian yang tidak kalah mengerikan yaitu banjir di sekitar danau.
Ekosistem danau ini bisa dikatakan lebih subur dari waduk dengan indikasi media air danau lebih subur (hijau) dari pada media air waduk. Hal ini tentulah dipengaruhi oleh kelimpahan kandungan bahan organik yang ada di dalam danau.
Dari data hampir tiap tahun atau besar kemungkinan potensi up welling terjadi 2 kali setahun yaitu di awal atau akhir musim hujan. Berkemungkinan tidak terjadi di musim kemarau, karena saat kemarau kecil kemungkinan terjadi arus naik yang diakibatkan oleh masukan air baik hujan atau aliran air lainnya.
Sebagai ilustrasi bila produksi budidaya ikan di suatu danau 1000 ton, tentulah pakan yang masuk adalah 1-2 ribu ton. Pakan tersebut diproses menjadi kotoran ikan dan sisanya larut dalam air media danau. Sebenarnya kalau hanya dari kotoran ikan dan sisa pakan ini, tentulah mustahil terjadi up welling. Namun ternyata kejadian up welling ini selalu terjadi hampir setiap tahun. Kita pasti menyasar asupan bahan organik ini dari mana asalnya. Hampir pasti kita menjadikan asupan bahan organik ini masuk dari aliran erosi, limbah rumah tangga, sampah lainnya dan aktivitas pabrik yang ada di sekitarnya. Namun demikian sekali aliran tentu tidak mematikan, tetapi aliran yang kontinu akan menjadikan kaya bahan organik. Beda halnya kalau aliran buangan limbah pabrik yang merupakan B3 (bahan Berbahaya dan Beracun).
Penumpukan bahan organik di dasar media danau akan terjadi proses pembusukan yang menyerap oksigen dan menghasilkan bahan beracun (Amoniak, Sulfur, nitrit dan lain-lain). Seperti halnya pembusukan dalam pembuatan kompos yang menghasilkan panas menjadikan lapisan bahan organik ini lebih hanyat suhunya. Kalau sudah terjadi hal demikian ini sudah merupakan bom waktu. Menunggu naiknya bahan organik ini ke permukaan yang menyebabkan ikan mati secara serentak dalam waktu singkat.
Bila turun hujan yang volume air hujannya mampu mendorong bahan organik naik ke permukaan, maka terjadilah anti klimaksnya. Seperti kita ketahui bahwa berat jenis air yang suhunya lebih dingin lebih berat dari BJ air yang suhunya lebih hanyat. Tentunya ada anomali air. Bahan organik yang terangkat ke permukaanpun mampu membunuh seluruh biota yang ada di danau tersebut. Ada suatu kasus yang bahan organik yang terangkat ke permukaan hanya membunuh ikan yang berukuran besar-besar saja. Ikan yang berukuran lebih besar memerlukan oksigen yang lebih banyak.
Nah, uraian di atas ngacau dan Anda benar-benar tertipu, tetapi mungkin membuat kita aware dan care, serta perlu share tentang masalah up welling ini. Apalagi dalam lingkungan budidaya ikan semisal kolam saja juga sering kita temui fenomena up welling ini. Seringkali sehabis hujan ada ikan peliharaan yang mati di kolam dalam jumlah banyak. Ini menunjukkan bahwa proses up weling atau arus naik juga terjadi di kolam.
Paragraf ini dan berikutnya lebih ngacau lagi, ada kunci untuk mengendalikan up welling ini, yaitu dengan cara mengurangi asupan bahan organik baik dengan cara tidak membuang limbah dan sampah ke saluran yang menuju danau dan dengan cara mengurangi bahan organik yang sudah mengendap ke dasar danau. Pada sisi yang lain harus membatasi zonasi dan volume wadah budidaya yang ada di danau untuk mengurangi limbah kotoran ikan dan sisa pakan ikan yang masuk ke media air danau.
Di sini ada alternatif pencegahan up welling, andaikan saja pembuangan air danau ini dibuat dengan lubang di dasar (hal ini sulit, karena mempunyai tekanan yang besar, sehingga tidak bisa ditutup) atau dipasang paralon SEMEN besar dari dasar danau sampai bagian atas sesuai permukaan air tertinggi untuk dipasang elbow dan disalurkan dengan paralon pembuangan setinggi air tersebut, sehingga mampu mengangkut bahan organiknya sedikit demi sedikit, maka akumulasi bahan organik ini akan berkurang. Bahan organik yang terangkat terbawa aliran irigasi berkemungkinan meningkatkan kesuburan tanaman padi, karena bahan mengandung unsur hara yang diperlukan tanaman.
Dalam budidaya ikan di kolam digunakan pembuangan air sistem monik, di mana air yang terbuang adalah dari lapisan dasar yang juga terdapat endapan lumpur. Menengok sistem ini, mungkinkah sistem pembuangan air dari waduk atau danau ini menggunakan sistem monik ?
Silahkan didiskusikan DAN DIREKAYASA KEMBALI IDE INI AGAR BERKEMBANG DAN BERMANFAAT dan mohon koreksinya. https://agribisnisbenihikan.blogspot.co.id
Subscribe to:
Post Comments (Atom)