href='https://maxcdn.bootstrapcdn.com/font-awesome/4.3.0/css/font-awesome.min.css' rel='stylesheet'/> AGRIBISNIS BENIH IKAN BLOG: Biotekno
Showing posts with label Biotekno. Show all posts
Showing posts with label Biotekno. Show all posts

Thursday, July 27, 2017

Strain Ikan Nila yang Kita Kenal di Indonesia


Ikan nila dikenal sebagai ikan yang mudah berkembangbiak. Tidak perlu membenihkan, ikan nila ini beranak sendiri. Yang sebenarnya juga bertelur sebagimana bangsa kelas ikan lainnya. Dibilang beranak, karena telur nila ditetaskan di dalam mulut betina (dierami), dan begitu keluar sudah menetas menjadi benih ikan nila kecil yang langsung berenang. Benih ini masih diasuh selama kurang lebih seminggu, sebelum benar-benar benih ikan kecil itu dilepas untuk hidup mandiri. Beberapa jenis atau strain ikan nila ini banyak ditemukan pada kolam-kolam yang yang di sekitar kita. Diusahakan petani ikan sebagai mata pencahariannya.

Berikut beberapa jenis varitas atau strain ikan nila yang dilakukan pemuliaannya di Indonesia :

1. Nila Nirwana I

Ikan Nila Nirwana ini adalah varitas induk penjenis yang dirilis melalui SK Mentri KKP RI No, 45 Tahun 2006. Hasil proses penangkaran selektif ikan nila strain GIFT dan GET dengan metoda seleksi famili. Dalam deskripsinya dinyatakan Warna punggung Abu-abu kehijauan, Warna perut Putih keabu-abuan, Warna overculum Abu-abu kehijauan. Matang gonad pertama pada umur 6 bulan dengan berat 311,65 gr

2. Nila Nirwana II

Ikan Nila Nirwana II yang merupakan hasil pemuliaan Balai Pengembangan Benih Ikan Air Tawar Wanayasa yang pelepasannya dirilis melalui SK Mentri KKP RI No. 23 Tahun 2012. Dalam deskripsinya dinyatakan Warna punggung Abu-abu kehijauan, warna perut Putih keabu-abuan, dan Warna overculum Abu-abu kehijauan. Mencapai dewasa umur 8 bulan dengan berat 250 gr dengan fekunditas telur 1.500 - 2.000 butir

3. Nila Nirwana III

Ikan Nila (Oreochromis Niloticus) Nirwana III merupakan hasil seleksi famili yang dilakukan oleh Balai Pengembangan Budidaya Ikan Nila dan Mas, Wanayasa, Dinas Perikanan dan Kelautan Propinsi Jawa Barat yang pelepasannya dirilis melalui SK Mentri KKP RI No. 28 Tahun 2016. Ikan Nila Nirnawa III ini diproses di BPBINM Wanayasa sejak tahun 2012 - 2015. Umur matang gonad pertama pada jantan 6 bulan, panjang 22,18 cm, berat 200 gr dan betina 8 bulan, panjang 19,62 cm, berat 250 gr

4. Nila Jantan Pandu dan Betina Kunti

Induk Ikan Nila Jantan Pandu dan Induk Ikan Nila Betina Kunti adalah jenis ikan baru yang merupakan hasil seleksi individu Balai Perbenihan dan Budidaya Ikan Air Tawar Janti, Dinas Kelautan dan Perikanan, Provinsi Jawa Tengah yang pelepasannya dirilis melalui SK Mentri KKP RI No. 48 Tahun 2012.
Induk Nila Jantan dari PT. Aquafarm Nusantara pada tahun 1997 dan sudah beradaptasi dengan lingkungan Janti, induk betina dari BBIS Ngrajek pada tahun 1997 dan sudah beradaptasi dengan lingkungan Janti.
Warna punggung dan badan Hitam, Warna perut Putih,, Warna overculum Hitam. Kematangan gonad pertama 6 bulan dengan berat 280 gr.


5. Nila LARASATI Nila Merah Strain Janti)

Benih ikan nila merah hibrida Larasati dari Satker Pengembangan Budidaya ikan Air Tawar) PBIAT Janti Klaten Jawa Tengah. Kalau spesifikasi nila Larasati ini hanya sebagai benih sebar. yang pelepasannya dirilis melalui SK Mentri KKP RI No. 79 Tahun 2009 dengan warna keseluruhan merah dengan bagian punggung merah – orange, warna peut putih kemrahan, dan warna operculum kemarahan.

6. Nila Sultana

Ikan Nila Sultana adalah hasil satu generasi induk Nila Generasi V hasil pemuliaan Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar Sukabumi yang pelepasannya dirilis melalui SK Mentri KKP RI No. 28 Tahun 2012. Warna tubuh Abu-abu kehitaman, warna bagian bawah tutup insang Merah kehitaman dan putih kehitaman

7. Nila Anjani

Ikan Nila Anjani sebagai jenis ikan baru hasil seleksi individu Balai Pembenihan dan Budidaya Ikan Air Tawar Aik Mel, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Nusa Tenggara Barat yang pelepasannya dirilis melalui SK Mentri KKP RI No. 46 Tahun 2012. Warna tubuh/sisik Abu-abu kecoklatan atau kehijauan, warna bagian bawah tutup insang Abu kehijauan, warna perut Putih keabuan. Umur matang gonad pertama 6-7 bulan, Bobot matang gonad pertama 275,82 gr, Fekunditas 2,384 butir/kg.

8. Nila Srikandi

Ikan Nila SRIKANDI “Salinity Resistant Improvement Tilapia from Sukamandi". Ikan Nila Srikandi merupakan strain ikan nila unggul hasil persilangan antara ikan nila hitam nirwana betina dan ikan nila biru jantan. Ikan nila Srikandi dilepaskan ke masyarakat berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No. KEP.09/MEN/2012

Keunggulan :

Toleran salinitas tinggi, 20-30 ppt, SR+ 80 %
Pertumbuhan cepat, 3 bln size 4
Protein lebih tinggi, 17,06 % > nila lokal
Rasa lebih enak, disukai konsumen
Asam lemak omega 3 & 6 tinggi
Dapat dipolikultur dg vanamei
FCR di tambak rendah : 0,7-1,1 (mengkonsumsi pakan alami di tambak)

Ikan Nila Srikandi yang merupakan hasil pemuliaaan melalui hibridisasi Balai Penelitian Pemuliaan Ikan Sukamandi, di SK pelepasannya disebut spesiesnya sebagai Oreochromis aureus x niloticus. Pelepasan varitas ini berdasarkan SK Mentri KKP RI No. 09 Tahun 2012. Secara umum berwarna hitam. Dengan Deskripsi lainnya Jumlah larva 881 ± 144 ekor per induk, Ukuran larva 0,060 ± 0,006. Ukuran benih umur 1 bulan (gram) 2,680 ± 0,108 gram, Sintasan benih umur 1 bulan 90,71 ± 2,47%, umur awal matang gonad 4,5 bulan, siklus pemijahan per tahun 5 – 6 kali.
Nila Srikandi "Salinity Resistant Improvement Tilapia from Sukamandi”Foto http://bppisukamandi.kkp.go.id/?page_id=68

9. Nila JICA (Japan for International Cooperation Agency)

Sebagai sumber plasma nutfah untuk ikan nila, ikan nila (Oreochromis niloticus) dilepas sebagai varitas baru berdasarkan SK Mentri KKP No. 52 tahun 2004. Deskripsi dengan Warna tubuh Hitam keabu-abuan, Warna bagian bawah tutup insang Putih kehitaman dan putih kekuningan. Kematangan gonad pertama Kematangan gonad pertama, Fekunditas butir/gram induk betina 1.000/160;
2.100/300 ; dan 4.100/560


10. Nila BEST (Bogor Enhanched Strain Tilapia)

Ikan Nila BEST ini sebagai galur unggul ikan yang dihasil oleh Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar (BRPBAT) Bogor selama 4 tahun yang dirilis SK Mentri KKP RI No. 77 Tahun 2009. Warna ikan abu kehijauan, matang gonad pertama umur 8 bulan, dengan fekunditas telur 620 – 2.993 butir.

11. Nila Merah Nilasa

Ikan Nila Merah Nilasa sebagai jenis ikan baru yang merupakan hasil seleksi individu Unit Kerja Budidaya Air Tawar Cangkringan, Balai Pengembangan Teknologi Kelautan dan Perikanan, Dinas Kelautan dan Perikanan, Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta yang dilepas sebagai varitas baru berdasarkan SK Mentri KKP No. 47 tahun 2012. Warna tubuh Merah Terang, warna bagian bawah tutup insang Merah dan Kekuningan. Umur induk betina matang gonad pertama 6 (bulan) , Panjang induk betina matang gonad pertama 24,9 ± 1,9 (cm) , berat induk betina matang gonad pertama 290,7 ± 52,7 (g) ;jumlah telur per individu (butir) 1.773 ± 752; jumlah telur per kg induk (butir) 6.042 ± 2.002.

12. Nila Salin

Nila salin dilepas sebagai varitas baru berdasarkan Surat Keputusan (SK) Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 22/Kepmen-KP/2014 tentang Pelepasan Ikan Nila SALINA. Ikan nila salin hasil perekayasaan dan inovasi teknologi BPPT.

Ikan Nila SALINA (Saline Indonesian Tilapia) merupakan benih Ikan Nila hibrida toleran salinitas tinggi hasil penerapan teknologi “diallel crossing” atau “persilangan resiprokal” terhadap 5 varietas Ikan Nila. Ikan Nila ini dapat menjadi sebuah solusi dalam mengantisipasi terjadinya perubahan lingkungan akibat perubahan iklim dan pemanasan global naiknya muka laut ke perairan tambak di wilayah pesisir dan menambah semakin luasnya lahan perairan tambak dengan salinitas tinggi.

Nila salin ini mempunyai pertumbuhan optimal pada salinitas 20 -25 ppt dengan warna dominan merah.

12. Nila JATIMBULAN Jawa Timur Umbulan)

Pelepasan varietas Ikan Nila Jatimbulan sebagai Galur Unggul Induk Ikan Nila diputuskan kepada Surat Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor Kep. 11/ MEN/ 2008.
NILA JATIMBULAN merupakan nila varietas baru hasil selective breeding (seleksi individu) yang memiliki pertumbuhan yang baik. Metode seleksi didasarkan pada Standar Prosedur Operasional (SPO) No. 01 yang dikeluarkan oleh Pusat Pengembangan Induk Ikan Nila (PPIINN) Jakarta.Berasal dari hasil seleksi 6 strain ikan nila antara lain : Nila Hitam G3, Nila Hitam G6, Nila Hitam Punten, Nila Putih Sleman, Nila Merah Citralada, Nila Merah Kedung Ombo. Nila Jatimbulan ini dikembangkan oleh UPT PBAT Umbulan Jawa Timur.

Mungkin hanya ini saja yang dapat saya rangkum dari jenis-jenis varitas ikan (atau untuk kelompok ikan disebut sebagai strain). Dan satu lagi ada ikan Nimu atau ikan Muni (perkawinan silang nila mujair atau mujair nila), ini adalah ikan yang membuat rusak ikan nila ini. Dari sinilah mungkin harus memurnikan ikan nila. Ikan nimu atau Muni tidak pernah tercatat dan tidak diakui oleh masyarakat perikanan budidaya air tawar. Berikutnya masih ada Nila GIFT, Nila 69, Nila Citralada, GET (Genetic Enhanched Til;apia), Nila Nifi, dan beberapa lainnya.

Demikian postingan ringan ini, mohon koreksinya.

Sumber :
SK Mentri KKP RI
http://www.bppt.go.id/teknologi-agroindustri-dan-bioteknologi/1974-bppt-terima-sk-menteri-kkp-tentang-pelepasan-ikan-nila-salina
http://diskanlut.jatimprov.go.id/v2/index.php/2016/08/11/mengenal-nila-jatimbulan-nila-jawa-timur-umbulan/

Monday, July 17, 2017

Jangan Pilih Induk Ikan yang Belang



Saat ini tidak direkomendasikan lagi penggunaan induk hasil seleksi. Dianjurkan dan seterusnya diwajibkan penggunaan induk hasil pemuliaan induk yang dilakukan oleh lembaga terakreditasi, minimal tersertifikasi. Penggunan induk ikan yang dari hasil pemuliaan ini disebut juga asal induk Surat Keterangan Asal (SKA) Induk dari Balai-Balai yang sudah tersertifikasi. Seperti dalam postingan saya Spesies dan Strain Lele di Indonesia , Lembaga penghasil induk hasil pemurnian (atau lebih tepatnya Pemuliaan induk ikan) ini ada yang dari :
1. Lembaga pemerintah misalnya BPPI (Balai Penelitian Pemuliaan Ikan) Sukamandi yang menghasilkan Lele Mutiara, BBPBAT (Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar) Sukabumi yang menghasilkan lele Sangkuriang; BPPT menghasilkan mila salin; BBI Lokal Batu Kumbung NTB menghasilkan benih sebar lele Mandalika; Dan yang lainnya
2. Lembaga swasta seperti PT Surya Windu Pertiwi di daerah Paiton Probolinggo yang menghasilkan lele Paiton, PT Central Pangan Pertiwi di daerah Pabuaran Subang yang menghasilkan Lele CP atau lele Super '99, PT Matahari Sakti Mojokerto yang menghasilkan Lele Masamo; dan
3. Kelompok Pembudidaya Ikan (lele) di Pandeglang Banten di bawah koordinasi Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pandeglang ini memproduksi ikan lele Phyton yang merupakan persilangan antara betina lele CP dengan jantan lele dumbo.
Adanya induk ikan yang bersertifikasi ini membuat gairah para penagkar benih ikan dan juga para pelaku pembesaran ikan bersemangat lagi, karena mutu induk yang menghasilkan benih unggul terjamin, sehingga menghasilkan produksi biomassa yang menguntungkan.

Kembali saya ajak Anda untuk mengingat kembali hukum Mendell. Bila induk ikan yang dugunakan berwarna satu macam, maka bila disilangkan akan menghasilkan perpaduan kedua macam warna sebanyak 50%, dan masing-masing 25%nya dari hasil warna yang satu. Tentu saja ini tidak mutlak, tetapi paling tidak gambarannya seperti itu. Hal ini juga masih dipengaruhi oleh memurnian masing-masing induk yang digunakan. Semakin tidak murni akan semakin rusak. Dan yang jelas hasil benihnya akan bermasalah dalam hal seperti tidak tahan perubahan suhu dan cuaca, tidak tahan terhadap penyakit, FCR rendah (pada ikan konsumsi), pertumbuhan lambat dan lain sebagainya.

Ikan berwarna seperti ikan mas merah, dan mas yang berwarna gelap, ikan nila merah, nilan putih, nila hitam, cupang putih, cupang hijau, cupang biru, cupang merah, sapu-sapu putih, sapu-sapu gelap, dan semua ikan yang berwarna satu warna adalah indukan yang harus digunakan. Tentu saja bagi ikan yang sudah di;lakukan pemuliaan menggunakan induk tersebut (yang mempunyai SKAnya). Sebaiknya patin bule jangan ditangkarkan untuk keperluan budidaya (pembesaran), untuk ikan hias bisa ditangkarkan.

Dalam hal ini ikan belang adalah salah satu indikasi ikan tidak murni alias ikan persilangan. Ikan persilangan pertumbuhannnya lebih cepat, namun hanya untuk konsumsi. Tidak boleh digunakan sebagai induk. Bila dipaksakan akan untuk induk menghasilkan benih yang inbreeding (silang dalam) yang pertumbuhannya sungguh mengenaskan ini. Inilah salah satu peran biotoknologi ikan.

Share

by : Idesat