href='https://maxcdn.bootstrapcdn.com/font-awesome/4.3.0/css/font-awesome.min.css' rel='stylesheet'/> AGRIBISNIS BENIH IKAN BLOG: Prof. Andi Hakim Nasution : Jangan Malu Bilang Tidak Tahu

Saturday, November 26, 2016

Prof. Andi Hakim Nasution : Jangan Malu Bilang Tidak Tahu



Cukilan Buku Majalah Intisari Edisi Maret 90 ini mengisahkan sekelumit perjalanan hidup Prof. Dr. Andi Hakim Nasution, Guru Besar Statistik dan Genetika, dan mantan Rektor IPB. Saat masa kecilnya bersekolah di HIS (sekarang SD), nilai mata pelajaran berhitungnya (sekarang Matematika) dibantun (bhs. Sunda = dibawa) jadi 4. Ayah beliau membina dengan mengejeknya agar otaknya diganti dengan otak ayam di kandang percobaannya. Hal ini terjadi, karena kesulitan bahasa yang digunakan sebagai bahasa pengantar di sekolah tersebut. Bahasa di rumah menggunakan Bahasa Melayu, sedang bahasa pengantar di sekolahnya menggunakan Bahasa Sunda.
Dengan harapan dapat bekerja di lingkungan perkebunan yang notabene menjadi PNS, selepas (sekarang SMP) beliau masuk ke Sekolah Pertanian Menengah Atas (waktu itu SPMA merupakan sekolah Belanda dengan nama Midlebare Landbouw School / MLS). Letak sekolah ini sekarang di Cibalagung, Ciomas Bogor. Seperti diketahui bahwa sampai sekitar tahun 1990an terdapat Sekolah Pertanian Menengah Atas (SPMA) Bogor di Cibalagung (sekarang Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian), Sekolah Peternakan Menengah Atas (SNAKMA) Bogor di Cinagara (sekarang Sekolah Tinggi Penyuluhan Peternakan), dan Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM) (– tanpa Atas, dan bukan SKANMA Sekolah Perikanan Menengah Atas atau SUPMA Sekolah Usaha Perikanan Menengah Atas) Bogor di Cikaret (sekarang Sekolah Tinggi Penyuluhan Perikanan).
Hari pertama di SPMA, pada pagi buta sudah berderet cangkul bernomor 1-100 (beliau mendapat nomor 100) yang akan digunakan untuk mencangkul dari 6.30 sampai jam 10 pagi setiap hari. Selanjutnya belajar teori di kelas. Hari pertama itu tangannya terkelupas, bukan oleh cairan kimia - kenangnya, tetapi oleh gesekan antara gagang cangkul yang masih baru dengan tangannya.
Soal nama kata “Landbouw” ini, di beberapa daerah, misal di Kota Metro Provinci Lampung dan di Kecamatan Pekalongan Kab. Lampung Timur, Lampung masih ada lokasi yang disebut sebagai areal LAMBO yang asalnya Landbouw dilafalkan oleh masyarakat lokal menjadi Lambo. Tanah lokasi ini biasanya dikuasai pemerintah sebagai institusi pemerintahan pertanian. Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar Sukabumi di Selabintana (sebelumnya BBAT) dulunya juga sebuah salah satu areal Landbouw. Mungkin di daerah sekitar Anda juga ada areal disebut "lambo" sebagai peninggalan zaman Belanda. Atau dengan lafal dan logat yang lain. Agar kita selalu ingat bahwa kita dulu pernah dijajah Belanda selama lebih kurang 350 tahun. Dijajah dalam arti yang sesungguhnya. Namun kita sekarang rasanya masih dikuasai bangsa lain juga. Dalam hal teknologi ? Dan mental ? Mungkin yang lain ?
Lika-liku perjalanan selanjutnya ketika menjadi mahasiswa IPB dilamar oleh dosennya untuk menjadi asisten, hingga rektor di IPB. Ketika menjadi Ketua Panitia Penerimaan Mahasiswa Baru, beliau terkesan oleh jawaban mahasiswa yang benar, namun melalui cara orisinal dan aneh yang sangat berbeda. Para pembaca yang budiman masih ingatkah Anda ketika bersekolah dulu, ketika mendapat hasil ulangan harian yang dibagikan sesaat setelah ulangan harian berlangsung. Senang sekali rasanya, bukan? Atau sedih ? Karena malamnya tidak belajar ? Semoga para pendidik sekarang juga berbuat sesuatu yang membuat anak didiknya merasa senang ketika di sekolah.
Selebihnya silahkan klik berikut ini Cukilan Buku : “Jangan Malu Bilang Tidak Tahu” dari Majalah Intisari Edisi Maret 90.
Mohon koreksinya. https://agribisnisbenihikan.blogspot.co.id

Share

by : Idesat