href='https://maxcdn.bootstrapcdn.com/font-awesome/4.3.0/css/font-awesome.min.css' rel='stylesheet'/> AGRIBISNIS BENIH IKAN BLOG: DULU, GABAH PERNAH DIGUNAKAN SEBAGAI SELINGAN PAKAN INDUK IKAN MAS

Tuesday, December 19, 2017

DULU, GABAH PERNAH DIGUNAKAN SEBAGAI SELINGAN PAKAN INDUK IKAN MAS


Alat pencernaan ikan mas yang demikian tipis dan halus itu mampu mengolah gabah yang demikian keras dan berbulu tajam itu. Itulah salah satu kekuasaan Allah yang harus dipercayai. Kita paham bahwa dulu ikan hanya makan yang ada di alam (tentunya bukan di wadah budidaya), namun ikannya besar-besar dan banyak pula. Kalau yang ini tentu kita paham bahwa kualitas air dan volume besaran badan airlah yang mempengaruhinya. Seperti pepatah dari Cina, Air Banyak Ikannya Besar-besar.

Kalau mengingat dulu keadaan alam yang bagus, kita jadi ingin pindah ke daerah pelosok yang masih alami. Udara bersih sejuk, air bening bersih bebas polutan dan suasana yang aman tenteram terdengar suara jangkrik di malam hari dan burung berkicau di siang hari. Keadaan sekarang adalah salah satu efek pembangunan. Tetapi kita akan tergulung oleh pembangunan bila kita tidak mengikutinya. Oleh karena perlunya pembangunan berwawasan lingkungan. Back to nature, Ramah Lingkungan, Penghijauan, Penggunaan bahan organik, penggunaan probiotik, Ramah sosial, sampai hal teknis-teknis seperti membuat rumah burung hantu untuk mengendalikan tikus, karantina tumbuhan, ternak dan ikan, dan lain sebagainya.
Dalam perikananpun perlu juga mengendalikan penyakit ikan dengan polikultur dalam jumlah yang sedikit terhadap ikan yang bisa memangsa penyakit terutama parasit pada ikan tertentu, seperti mpostingan saya dalam Ikan Nila sebagai Predator Kutu ikan di Kolam Gurame dan Kutu ikan pada induk mas dimakan ikan nila .


Wawasan orang dulu juga sederhana dan mungkin susah diterima akal saat itu. Seperti hal yang saya sajikan di atas. Pemberian pakan gabah sebagai selingan pakan induk mas tentunya hal yang sangat aneh, namun karena induk ikannya tidak mati dan masih bisa dipijahkan (dan jumlah benihnya lumayan juga), maka hal itu bisa diterima sebagai "suatu teknologi sderhana baru pada masa saat itu" sampai pada saat ada penemuan baru yang mampu menjelaskannya.

Secara sederhana gabah yang telah disimpan akan menimbulkan tunas (kecambah/embrio/lembaga). Tahunya kecambah bisa meningkatkan kesuburan. Korelasinya kesuburan berproduksi ikan bisa ditingkatkan melalui pemberian kecambah. Diterima atau ditolak menjadi persoalan belakangan. Pembuktian selanjutnya adalah kegiatan penelitian atau pengalaman yang akan dilakukan.

Pakan induk ikan dulu masih jarang yang menggunakan pellet, kalau adapun harganya mahal (soal mahal ini sampai saat ini, ya). Namun dulu pakannya dedak (halus/katul) yang proteinnya 12-13%. Makanya produktivitas tidak begitu tinggi. Namun itulah yang dinamakan ramah reproduksi, ya. Tidak begitu bernafsu untuk menggenjot target. Soal protein dedak (halus/katul) yang 12-13% ini juga tidak kalah dengan pellet yang kadar proteinnya 16% itu.

Soal kecambah ini juga pernah diberikan untuk induk patin. Patin yang ikan omnivor ini kalau diberikan dengan kecambah saja akan kurang menariknafsu makannya. Kecambah dibuat bercampur adonan pakan, kemudian dibentuk bulat-bulat kecil dengan adonan pakan (tentu yang tidak gampang hancur kembali). Dan sampai akhirnya sampai pada kecampah yang intinya mengandung Vitamin E ini diberikan sebagai campuran pakan untuk induk ikan seperti patin pada saat ini.

Berikut adalah Percobaan yang dilaksanakan bulan Desember 1999 hingga Februari 2001, bertempat di Kolam Percobaan dan Laboratorium Nutrisi Ikan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Percobaan ini dilakukan untuk menentukan pengaruh dari vitamin E (VE) dalam pakan induk ikan patin Pangasius hypophthalmus terhadap kualitas telurnya. Empat macam pakan yang digunakan yaitu yang mengandung protein relatif sama yaitu berkisar antara 37.68-38.05o/o dan kalorinya 3066.66-3104.71 kkal/kg pakan, kandungan VE yang digunakan dalam pakan secara berturut-turut antara lain 28.08, 146.55,189.65, dan 251.80 mg VE/kg pakan. Induk dipelihara dalam jaring yang ditempatkan dalam kolam beton. Setiap hari ikan diberi pakan sebanyak 4% dari berat tubuh untuk selama 15 bulan. Selama periode pemberian pakan, tingkat kematangan gonad diperiksa, dan pembuahan dilakukan secara buatan. Vitamin E dan kandungan lemak dalam telur yang dihasilkan meningkat sesuai dengan peningkatan dosis VE dalam pakan. Vitamin E mempengaruhi gonad somatik indek, fekunditas, diameter telur, laju penetasan, larva abnormal, dan jumlah total larva yang dihasilkan. Pakan yang mengandung 189.65 mg VE/kg pakan menghasilkan tingkat penetasan yang tinggi (78.77%), jumlah total larta 332,339 ekor/kg induk, dan larva abnormal terendah (0.19%). Penambahan 189.65 mg/kg pakan dapat meningkatkan kualitas telur ikan patin.

Dalam percobaan tersebut manghasilkan data sebagai berikut :


Parameter
Pakan/kadar vit E (mg/kg pakan)
28,08
146,55
189,65
251,8
Gonad Somatik Indeks %
12.62
± l.51^
6.45
± 0.64b"
8.54
± 2.13b
10.41
±2.61"b
Fekunditas butir/kg
625,964
± 218,478^
319,6 51
± 28,178 b
420,124
± 60,884"b
418,497
± 55,343ub
Bobot telur mikrogram/btr
218.7
± 77.02^
203.3
± 33.07^
201.6
±23.56^
248.4
±48,784
 Diameter telur mm
1.l2
± 0.07^
1.17
±0.04'
l.19
± 0.05"
l.l4
± 0.10"
Derajad tetas telur %
40.81
± 17.874^
69.47
±9.80b
78.77
±3.51b
33.38
± 28.91a
Larva abnormal %
0.70
± 0.27^
0.28
± 0.23b
0.19
± 0. l3b
0. l8
± 0.25b
Total larva ek/kg
231,968
±54,282^
220,433
±18,385"
332,339
±3,569b
129,634
±12,625^



Sumber :
https://www.google.co.id/search?dcr=0&source=hp&ei=isI5WtmnLcbcvASGr5GYAQ&q=induk+patin+diberi+vitamin+E&oq=induk+patin+diberi+vitamin+E&gs_l=psy-ab.3...6016.18365.0.19013.30.30.0.0.0.0.275.3604.0j15j5.20.0....0...1.1.64.psy-ab..10.16.2805...0j0i131k1j0i10k1j0i22i30k1j33i21k1j33i160k1.0.Z65eLoxXfeg

Share

by : Idesat