href='https://maxcdn.bootstrapcdn.com/font-awesome/4.3.0/css/font-awesome.min.css' rel='stylesheet'/> AGRIBISNIS BENIH IKAN BLOG: Rupiahku Dunia Akherat

Wednesday, December 6, 2017

Rupiahku Dunia Akherat


Gambar : http://makassar.tribunnews.com/2016/12/19/ini-bedanya-uang-emisi-2016-dengan-uang-lama

Semua aktifitas manusia pada dasarnya untuk mendapatkan imbalan. Sebelum adanya uang manusia melakukan pertukaran sistem barter (barang ditukar dengan barang dengan syarat saling membutuhkan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kemudian berkembang pertukaran dengan sebutan pertukaran uang barang (barang ditukar dengan barang dengan memperhitungkan jenis barang, kepentingan orang terhadap barang tersebut). Hingga berkembang lagi menjadi pertukaran uang dengan barang. Proses pertukaran itu berkembang seiring berjalannya waktu dan mengalami perkembangan yang sangat pesat, bahkan pertukaran dilakukan di dunia maya. Menurut pemikiran orang awam saat dulu, hal itu tidak mungkin terjadi. Namun saat ini transaksi online sudah biasa.

Uang adalah suatu barang yang mudah dibawa, disimpan dan tidak mudah rusak, diakui oleh masyarakat sebagai alat tukar menukar yang syah diakui oleh negara. Uang merupakan pendukung segala kegiatan manusia, bahkan di era global yang sering disebut Zaman Now atau zaman sekarang. Uang merupakan tolak ukur penghargaan terhdap diri seseorang, seolah-olah harga diri seseorang diukur dari sedikit banyaknya uang yang dimilikinya. Ketika mobil bagus, rumah bagus, uang banyak, maka akan dihormati dan dihargai.

Mata uang atau sebutan uang pada setiap negara berbeda-beda. Penyebutan uang di beberapa daerah berbeda-beda, antara lain duit, yotro, arto, pis, piti, dan lain-lain. Mata uang Indonesia disebut rupiah yang kita pergunakan sehari-hari dalam bertransaksi.

Dalam hidup manusia, uang penting, tetapi pentingnya tidak mengalahkan pentingnya rasa bahwa manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam hidup manusia membutuhkan orang lain, dengan siapapun, dalam keadaan apapun, dan sedang berada di manapun.
Uang tidak mampu mengalahkan rasa yang ada pada diri manusia, jika manusia tahu tentang hidup dan kehidupan.

Rasa yang ada setiap manusia pada dasarnya sudah kodrat. setiap manusia hidup dalam keluarga. Manusia harus menjaga rasa kekeluargaan. Manusia juga hidup di tengah masyarakat, oleh karena itu juga harus menjaga rasa kemasyarakatan. Di Indobesia setiap manusia/masyarakat harus menganut agama. Dalam kehidupan taat ajaran agama merupakan keutamaan.

Dalam hidup ini ternyata di setiap kegiatan hidup semua terkait dengan rupiah. Pada semua sisi kehidupan rupiah selalu hadir berdampingan dengan masalah manusia, sehingga jalan keluar masalah yang bisa diambil tergantung manusia yang memutuskannya. Rasa yang ada pada manusia menentukan penyelesaian masalah. Pada masalah yang sama, bila yang memutuskan berbeda, maka hasil keputusan akhir akan berbeda. Untuk ketepatan pengambilan keputusan dalam masalah kehidupan manusia harus menghidupkan rasa yang merupakan kodrat yang membedakan manusia dengan makhluk lain.

Rupiah bukan segalanya

Problem dalam hidup pada dasarnya berada pada rupiah. Itu yang menyebabkan perbedaan dalam berperilaku dan memperlakukan orang. Karena rupiah ada perbedaan level dalam menghargai dan menghormati seseorang.
Pada dasarnya setiap orang memiliki hasil penanaman perilaku yang berbeda-beda. Karena perilaku seseorang tergantung orang tua/keluarga tempat dirinya tinggal, sekolah di mana belajar, dan siapa yang ada dalam pergaulannya.

Yang paling pokok dalam pembentukan perilaku adalah didikan keluarga dari 0-5 tahun. Pada usia ini jangan dikenalkan untuk mengetahui uang, membeli, minta sesuatu, jajan dan sebagainya. Tanamkan sikap menerima apapun yang diberikan padanya, biasakan berbagi dengan sesama, berkomunikasi dengan didampingi orang tua, tanamkan bahwa semua kegiatan dalam kehidupan ada tata caranya dan berusaha untuk diterapkan. Orang tua berusaha menyiapkan fasilitas anak sebelum anak memiunta, karena pada usia 0-5 tahun benar-benar masa merekam apapun total dan itu akan menentukan perilaku, sikap, kebiasaan dalam hidup sehari-hari dan akan mencetak anak siap menerima semua keadaan.

Sebagai orang tua banyak yang berpikir bahwa mencari uang untuk anak, lalu apapun kemauan anak dituruti. Yang penting anak tidak marah. Bila dibiasakan sejak kecil, maka membuat anak merasa bahwa ketika anak punya kemauan pasti akan didapat. Karena orang tuanya takut kalau akan marah. Maka tidak sedikit di zaman sekarang ini anak diatur oleh anaknya. Yang seharusnya orangtualah yang mengatur dan membimbing ke arah kesuksesan anak.

Anak merupakan aset keluarga, masyarakat dan bangsa yang akan dipertanggungjawabkan orang tua dan anak sejak di dunia sampai akherat. Oleh karena itu penanaman prinsip hidup tentang hak dan kewajiban, halal-haram, cara berperilaku harus tertanam dengan baik dalam diri anak. Hal ini untuk menghindari terjadinya pengambilan langkah anak keliru dan salah yang banyak dialami anak dan orang tua saat ini, seperti korupsi, judi, mencuri, merampok, jual ganja, kekerasan dalam rumah tangga dan lain sebaginya.

Di era global ini penulis memiliki prinsip mencintai anak, mencintai keluarga dan mencintai rupiah. Bukan berarti semua rupiah dihabiskan untuk sesuatu yang kita cintai. Akan tetapi rupiah yang kita cari dan telah kita miliki boleh habis hanya untuk sesuatu yang telah kita rencakanan. Dengan cara dan metode yang tepat, sehingga keberhasilan Insya allah akan terjadi, dan rupiah yang kita keluarkan tiak sia-sia.
Kesuksesan dapat dinikmati dengan memilki anak yang soleh dan solehah. Keluarga yang sakinah mawadah warohmah. Rupaih yang kita keluarkan dapat manfaat di dunia dan dapat dipertanggungjawabkan di akherat kelak. Aamiin.

Semoga.



Sumber Gambar : http://makassar.tribunnews.com/2016/12/19/ini-bedanya-uang-emisi-2016-dengan-uang-lama

Share

by : Idesat