Dalam keputusannya Mentri Kelautan dan Perikanan RI No. 44 Tahun 2006 tanggal 14 Desember 2006 pada Keputusan butir (2) Pelepasan Ikan Nila Gesit sebagaimana dimaksud, apabila dalam perkembangannya ternyata mengakibatkan dampak negatif terhadap manusia, pembudidayaan ikan dan/atau ekosistem perairan, maka Direktur Jenderal Perikanan Budidaya berkewajiban untuk menarik Ikan Nila Gesit tersebut dari peredaran.
Ikan Nila Jantan Gesit (Geneticaly Enhanched Strain Improved of Tilapia) yang berkromosom YY, sehingga bila dikawinkan dengan nila betina lokal akan menghasilkan keturunan yang hampir semua jantan ini bisa berkemungkinan (bisa ya, bisa tidak) akan memutus siklus hidup nila, karena tidak dapat berkembangbiak lagi. Sampai saat ini sepertinya belum ada laporan tentang ini. Entah setelah berpuluh tahun kemudian. Inilah mungkin yang menjadi kegalauan para pelaku pembangunan perikanan budidaya.
Sebelumnya juga disukan ikan bawal air tawar yang bergigi tajam bisa memutuskan tali pancing itu, juga dikuatirkan akan menjadi seperti ikan piranha bila lepas ke perairan umum. Bentuk bawal air tawar memang seperti ikan piranha secara sekilas. Walaupun sebenarnya berbeda dan bukan dari jenis yang sama.
Seperti yang Anda tahu bahwa ikan nila ini mudah berkembang biak. Dulu ikan nila ini bercampur dengan ikan mujair. Mestinya ada ikan Nimu (dari jantan nila dan betina mujair) dan ikan muni ( dari jantan mujair dan betina nila). Kedua ikan ini memang sekeluarga sehingga bisa kawin. Sejalan dengan dengan perkembangan ikan-ikan ini kurang pesat pertumbuhannya dan masih kecil sudah beranak, sehingga budidayanya tidak masuk skala prioritas.
Saat ini hampir tidak ada lagi ikan mujair dan bahkan orang yang menjual ikan mujairpun sudah tidk ada lagi. Bisakah dikatakan ikan mujair ini belum atau akan punah ?
Berbeda dengan ikan nila yang pertumbuhan lebih cepat dan matang kelaminnya pada ukuran yang lebih besar dari mujair ini, ikan nila menjadi produk yang menjadi lebih diprioritaskan. Perekayasaan ikan nila berkembang pesat. Di antara nila nirwana, Ikan Nila Jantan Pandu dan Betina Kunti, Nila Nirwana II, Nila Sultana, Nila Anjani, Nila Srikandi, Nila JICA, Nila Merah Nilasa, dan beberapa lainnya. Mungkin juga akan menerapkan nila yang sesuai dengan kearifan lokal masing-masing daerah dan ekosistemnya.
Ikan Nila GESIT ini diproduksi oleh BPBAT (Balai Pengembangan Budidaya air Tawar) Sukabumi (sekarang BBPBAT Balai Besar Pengembangan Budidaya Air tawar). Diproduksi melalui Bioteknologi polyploidisasi.
Demikian postingan ringan ini, mohon koreksinya.