Tahukah Anda perjalanan ikan patin sampai siap saji d meja makan ? Ikan patin dihasilkan dari sari pati pakan ikan patin menjadi gonad, telur, larva, benih, dan terakhir ikan patin konsumsi dari sebuah usaha pembesaran di kolam atau keramba jaring dan keramba sangkar. Oleh ibu-ibu, tukang masak kita disajikan menjadi pindang patin, pepes patin, goreng patin. Sedap kali, Maknyuss.
Ikan patin benih dihasilkan dari sebuah panti pembenihan ikan semisal Balai Benih Ikan Lokal dan Sentral (BBIL dan BBIS), balai pemerintah lainnya, Usaha Pembenihan Rakyat (UPR) yakni usaha pembenihan ikan patin yang dikelola oleh petani ikan, serta oleh pihak swasta yang terjun memproduksi benih ikan patin dalam skala perusahaan.
Ikan patin betina dikenal sebagai induk betina dapat dipijahkan setelah berumur 2 tahun ke atas, sebaiknya bobot tubuhnya minimal 2 kg. Sedangkan induk jantan setelah berumur 1,5 tahun dengan bobot minimal 1 kg. Artinya untuk menjadikan indukan ikan patin harus melakukan pembesaran lebih lanjut paling tidak selama 1-1,5 tahun. Untuk keperluan induk ini sebaiknya menggunakan induk yang diproduksi oleh lembaga pemuliaan induk agar mempunyai kualitas yang baik. Sebelum adanya induk dari lembaga pemuliaan induk bisa menggunakan induk dari hasil seleksi. Namun harus diingat bahwa jangan menggunakan induk ikan yang jantan dan betinanya dari satu keturunan atau dari satu tempat hasil pembesaran. Hal ini untuk mencegah perkawinan dalam (antar saudara) yang menghasilkan benih tidak bermutu. Induk jantan dan betina harus diambil dari tempat yang berbeda, kalu bisa yang mempunyai kekerabatan jauh. Untuk proses pembelajaran, dari pada membeli induk yang bagus, boleh menggunakan induk asalan. Namun bila untuk memproduksi benih untuk dijual harus menggunakan induk unggul.
Ikan patin dipijahkan secara buatan, pengertian pemijahan buatan dapat anda baca PEMIJAHAN BAUNG ( Neptus nemurus ) SECARA ALAMI ?, pada sesaat sebelum musim hujan sampai sesaat sesudah musim hujan atau diperkirakan bulan Oktober - Juni. Baca juga Penangkapan, Penampungan dan Seleksi Induk Patin yang akan Dipijahkan , Penetasan Telur Patin Konvensional, Penetasan Telur Patin dengan Sistem Corong .
Satu induk ikan patin bobot 2 kg mempunyai ESI (Egg Somatic Index) yakni perbandingan telur yang ada di dalam perut (fekunditas) induk patin dengan bobot totalnya berkisar 15%. Jadi telur yang dikeluarkan sebanyak 300 gr. Dengan asumsi 1 gr telur sebanyak 1.000 butir, maka jumlah telurnya sebanyak 300.000 butir. Telur ini ada yang kualitasnya bagus dan ada yang kurang bagus. Biasanya telur-telur tersebuat dibuahi dengan menggunakan sperma jantan patin sebanyak 1-3 ekor.
Telur sebanyak 300.000 butir tersebut biasanya tidak 100% dibuahi, hanya berkisar 70-an%. Atau hanya 210.000 butir. 210.000 butir tidak menetas 100%, namun hanya berkisar 70-an% atau menjadi larva (telur menetas menjadi larva) sebanyak 147.000 ekor larva.
Larva ini dipelihara di akuarium atau bak plastik (kolam terpal plastik tertutup seperti dalam postingan KTPT SEBAGAI WADAH DEDER LARVA PATIN Pemeliharaan berlangsung selama 12-15 hari dengan pakan naupli (seperti larva udang) Artemia, dan setelah 4-6 hari diberi cacing sutera sampai berumur 2 mingguan.
Selanjutnya dipelihara dalam bak semen atau dalam bak plastik tanpa tutup selama 1,5 - 2 bulan. Untuk selanjutnya dijual sebagai benih ikan untuk dibesarkan di kolam pembesaran.
Nilai biaya produksi berkisar BEP Harga Rp. 131,67 per ekor. Bila dijual dengan harga Rp. 175 - 200 per ekor tentu mendapatkan margin yang menguntungkan.
O, ya dari benih umur 2 minggu sebanyak 147.000 ekor akan menjadi benih siap jual berkisar 50.000 - 100.000 ekor dengan demikian tingkat mortalitas (kematiannya) sebanyak 34 - 68%. Produksi ini tentu dapat lebih sedikit bila gagal dan melejit bila sukses.
Setelah dipelihara selama 4-6 bulan akan didapatkan ikan patin berukuran 2-4 ekor per kg. Ikan inilah yang dijual di pasaran dan dibeli oleh ibu di rumah untuk dihidangkan kepada suami tercinta dan anak-anak tersayangnya.
Inilah kisah tragis ikan yang digunakan untuk kehidupam kita. Bersyukurlah menikmati menu ikan patin. Dan kenikmatan lebih lanjut akan Anda dapatkan.
Demikian postingan ringan ini, mohon kopreksinya.