href='https://maxcdn.bootstrapcdn.com/font-awesome/4.3.0/css/font-awesome.min.css' rel='stylesheet'/> AGRIBISNIS BENIH IKAN BLOG: POKDAKAN ini Hasilkan Lele Phyton

Tuesday, July 25, 2017

POKDAKAN ini Hasilkan Lele Phyton



Tahukah anda, Lele Phyton ini dikembangkan dan diproduksi oleh POKDAKAN (Kelompok Budidaya Ikan) di daerah Pandeglang, Propinsi Banten. Tentu anda membayangkan fasilitas dan prasarana yang ada di kelompok ini sangat mendukung untuk menghasilkan strain (atau sub strain) Phyton ini. Dan tentu saja ada tempat bertanya atau semacam konsultasi sehingga bisa dihasilkan strain baru ini.

Seorang penemu (atau katakanlah yang menghasilkan sesuatu) tentu ada latar belakang yang menjadi landasan tempat untuk menemukan sesuatu ini. Demikian juga yang dihadapi oleh penemu tentu ada segudang permasalahan, sehingga berpikir inovatif dan kreatif (dua kata ini hampir mirip, ya) untuk mengatasi atau paling tidak untuk meminimaslir (minmize), sehingga akan memsukseskan sesuatu yang dikerjakannya.

Bila ada tantangan (semacam masalah yakni hambatan yang bisa diatasi secara intern dan kendala yakni haambatan yang harus melibatkan pihak luar(ekstern) bagi seoramg penemu (boleh juga inovator, agen perubahan dan istilah lainnya yang mirip, tetapi beda) akan berusaha untuk mencari solusinya. Benarlah kalau dikatakan penemu dilahirkan dari permasalahan atau kira-kira ada unsur kemudahan, kepraktisan, kesangkilan (efeksit dan efisien), dan tentu pencapaian tujuannya. Contoh masalah adalah kekurangan pengetahuan dan ketrampilan, kurang modal (ini sebenarnya juga kalau dilanjutkan juga menjadi kendala), serangan penyakit (bukan wabah, kalau wabah juga kendala) dan lain sebaginya. Contoh kendala Kurang modal perlu kredit, kurang pengetahuan dan ketrampilan perlu pelatihan, harga pakan tinggi perlu usulan penrununan, dan lain sebaginya. Misalnya benih yang ditebar kurang bagus, karena sering mati tidak tahan cuaca ini sebenarnya kalau dilaporkan kepada pihak terkait, maka akan disikapi dengan teknologi atau bioteknologi tertentu. Namun bagi seorang penemu akan memecahkan masalahnya sendiri (rupanya mandiri teknolohi, ya ?), dan bila masih sanggup akan diusahakan sendiri atau dalam kelompoknya. Ini lagi di dalam kelompokpun juga ada penantang dan kelompok lainnya.

Dalam menghadapi masalah tentu ada solusinya. Solusi tentu bukan lahir seperti membalik telapak tangan. Solusi ada dengan tetesan kerngat kerja keras dan logika yang positif. Saya kira Anda sepaham dengan saya tentang ini.

Adalah Wawan Setiawan, Ketua POKDAKAN Sinar Kehidupan Abadai di Pandeglang, Banten yang ingin mencari solusi jenis lele yang cocok di daerahnya yang kalau malam hari suhu airnya mencapai 17 derajad Celcius. Benih lele yang didatangkan dari luar daerah mengalami masalah, karena suhu yang dingin dan tentu saja daya tahan tubuhnya lemah. Soal daya tahan ini mungkin dimaklumi, karena benih lele yang diangkut dari luar daerah mengalami stres. Terbersit dalam inovasi untuk menghasilkan lele yang tahan di daerahnya dan tentu benih yang ditebar sukse dipanen dan menguntungkan.

Lele Phyton ini merupakan persilangan antara betina lele CP dengan jantan lele dumbo yang dilakukan oleh kelompok pembudidaya ikan lele di Pandeglang Banten di bawah koordinasi Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pandeglang sekitar tahun 2004. Yang dimaksud betina lele CP adalah Induk eks-Thailand Generasi kedua (F2). dengan induk lele (dumbo) lokal ini adalah indukan jantan lele dumbo F6 (maksudnya adalah lele dumbo yang sudah bertahun-tahun dipelihara di Pandeglang, Banten. bukan lele lokal Clarias batrachus sp). Baca juga Spesies dan Strain Lele di Indonesia

Pada kesempatan saat ini saya belum mengetahui sebenarnya Lele Phyton ini sebagai indukan atau hanya benih sebar. Demikian juga ketika mencari Surat keptusan mentri KKP tentang pelepasan strain ini belum kami dapatkan. Namun banyak yang sudah mengakui mutu ikan lele Phyton ini bagus untuk dikembangkan.

Demikian postiungan ringan dan singkat ini. Mohon koreksinya.

Share

by : Idesat