href='https://maxcdn.bootstrapcdn.com/font-awesome/4.3.0/css/font-awesome.min.css' rel='stylesheet'/> AGRIBISNIS BENIH IKAN BLOG: Kenapa Agribisnis Lele Belum Stabil ?

Wednesday, April 5, 2017

Kenapa Agribisnis Lele Belum Stabil ?





Diakui atau tidak pada kenyataannya usaha pembesaran lele banyak rontok di tengah jalan. Hal ini sangat dirasakan oleh para petani penangkar benih lele. Produksi benih lele tidak laku atau sulit keluarnya. Dan di pasar jarang sekali ada kekurangan stok konsumsi lele. Yang ada seolah over produksi. Suplai lebih besar dari permintaan. Para pelaku pembesaran lele mempunyai bargaining yang rendah.

Beberapa petani pelaku pembesaran ikan lele ini merasa hanya memberi keuntungan para pedagang konsumsi, sehingga dalam posisi yang lemah. Usaha pada petani yang demikian ini seolah hanya untuk menggunakan kolamnya, sambil mencari hal yang baru yang dirasa lebih menguntungkan. Ada omongan masih untung walau sedikit, dari pada impas, masih untung impas dari pada rugi, masih untung rugi, dari pada rugi besar, masih untung rugi besar dari pada bangkrut.

Beberapa hal yang menjadi kendala ini antara lain dapat saya sajikan sebagai berikut :


1. Teknologi yang gampang-gampang susah

Melihat kebiasaan lele yang makan apa saja dan sanggup hidup di kolam yang kotor, membuat orang berasumsi bahwa memelihara ikan lele sangatlah gampang. Apalagi lele juga makan bangkai ayam (yang harus dibakar terlebih dahulu) saat itu. Maka para pemula ikut latah memelihara lele baik skala kecil maupun besar. Dari sinilah baru ketahuan bahwa usaha pembesaran lele tidaklah semudah yang dibayangkan. Atau dengan kata lain teknologinya belum dikuasai secara total.

2. Lele termasuk ikan omnivora yang cenderung karnivora

Ikan karnivora harus makan pakan yang mempunyai kandungan protein tinggi (dapat dikatakan sekitar 30%). Sehingga untuk mendapatkan pertumbuhan yang tinggi, harus diberi pakan yang bermutu, bukan sembarang pakan. Berbeda halnya ikan lele yang sebagai hiasan diberi pakan apa saja, namun pertumbuhan bobotnya bukan menjadi tujuan akhir pemeliharaan. Ikan hiasan ini hanya berfungsi untuk hiburan.

3. Lele termasuk ikan kanibal

Lele akan makan teman yang berukuran kecil yang bisa masuk dalam bukaan mulutnya. Hal ini terjadi, kalau pakan yang diberikan tidak cukup atau tidak brigzi. Ada sebagian kecil yang mempunyai pertumbuhan yang pesat yang akan memanagsa ikan yang berukuran lebih kecil. Kanibal ini dapat juga terjadi pada ikan yang lemah dilukai oleh ikan lele lainnya secara bersama-sama sehingga menimbulkan luka. dari luka ini akan menimbulkan rangsangan yang lebih hebat lagi untuk melakukan pembunuhan ikan yang lemah. Ini tak ubahnya ikan predator piranha sungai Amazon dan sekitarnya di Brazil.

4. Managemen pakan yang kurang baik

Managemen pakan yang kurang baik ini meliputi memberi pakan yang tidak sesuai dengan ukuran bukaan mulutnya. Ikan tertentu yang bisa makan akan cepat besar semenatara ikan tidak makan akan terhambat pertumbuhannya. Berselang waktu kemudian ikan yang mempunyai pertumbuhan cepat akan menggasak ikan yang terhambat tumbuhnya. Hal ini diperparah lagi bila pakan yang diberikan tidak mencukupi.

Pemberian pakan sebaiknya menggunakan porsi 3-5 % dan diberikan secara merata di seluruh permukaan air, sehingga ikan mempunyai peluang yang besar untuk mengambil pakannya. Pemberian dilakukan sedikit demi sedikit sampai ikan tidak lagi meresepon pakan yang diberikan.

Pemberian pakan juga memberi porsi yang lebih banyak pada malam hari, karena lele termasuk ikan nocturnal.

Ikan lele ini walaupun makan apa saja, namun bila diberikan pakan yang protein rendah misal 15%, hasilnya tidak akan bisa bagus. Apalagi diberikan pakan buatan sendiri yang kualitasnya tidak bagus. Pakan dengan kadar protein 30%, artinya akan memberikan tambahan bobot ikan sebesar 30 X 100/30. Bila pakan yang diberikan 100 kg, maka pertumbuhan ikannya sebesar 100 kg. Ini teori akal-akalan, lo. Benar tidaknya perlu dibuktikan secara ilmiah. Pemberikan pakan 100 kg protein 30%, memberikan tambahan bobot 30 kg. Karena bobot ikan 70% air , maka dikalikan 100/30.

5. Seleksi yang tidak tepat

Bila dilakukan seleksi agar ukuran dalam satu wadah mempunyai ukuran yang sama memungkinkan ikan akan berkembang seragam. Proses kanibal tidak akan terjadi.

6. Petani pelaku pembesaran belum melakukan pemjualan secara langsung

Dengan membuka kios penjualan lele konsumsi di depan rumah, maka akan meningkatkan nila tambah. Keuntungan yang diambil oleh pedagang lele akan dinikmati oleh petani.

7. Perlu membuat kuliner lele konsum si sendiri

Dengan buka pecel lele sendiri, keuntungan akan berlipat lagi. Untung jual lele sendiri dan untung warung kulinernya.

Bisakah dilakukan ?









Share

by : Idesat