href='https://maxcdn.bootstrapcdn.com/font-awesome/4.3.0/css/font-awesome.min.css' rel='stylesheet'/> AGRIBISNIS BENIH IKAN BLOG: Cacing Sutera, Pakan Alami Larva Ikan yang Utama

Tuesday, April 4, 2017

Cacing Sutera, Pakan Alami Larva Ikan yang Utama




Larva ikan akan mempunyai pertumbuhan yang baik, bila mendapat asupan pakan alami. Larva mas akan makan rotifera, larva gurame, lele, baung bisa langsung makan cacing sutera. Larva patin, bawal dan larva ikan yang berukuran kecil akan diberi pakan alami seperti naupli Artemia dan moina. Saya jadi teringat seorang kawan yang mengatakan bahwa larva ikan perlu pakan alami, karena di dalam pakan alami ini mengandung enzim yang akan membentuk proses pencernaannya.

Secara sederhananya cacing sutera merupakan "ASI"nya larva ikan. Sistem pencernaan bayi belum terbentuk secar sempurna, lalu ASI-lah yang ikut dalam pembentukan sistem pencernaan.

Melihat lagi larva cupang dengan infusoria, rotifera, moina. Maka jelaslah hewan-hewan renik dari kelompok zooplanton ini mempunyai peranan penting. Pilihannya pada zooplanton, karena protein tinggi dan nilai ubah pakannya akan lebih tinggi dibanding dengan fitoplankton. Termasuk di dalamnya cacing sutra ini yang kalau tidak salah masuk sebagai macro benthos.

Cacing sutra yang ada di alam khususnya saluran yang kotor yang ditandai dengan indeks keragamannya yang didominasi oleh cacing sutra ini. Selama alam belum rusak dan masih dapat untuk menyeimbangkan ekosistemnya (daya lenting), cacing sutra akan terus berkembang biak. Hanya limiting faktornya seperti hujan deras yang menghanyutkan seluruh koloninya, buangan bahan beracun, dan kekeringan yang akan memutus siklus hidupnya.

Dalam keadaan musim hujan susah dicari cacing sutra ini, sehingga kesulitan akan pakan caing ini seolah harus dipahami karena keadaan alam. Berbagai cara untuk mendatangkan cacing dari daerah lain untuk mensuplai permintaaan cacing.

Banyak pengusaha yang jeli dengan mendatangkan cacing dari daerah lain untuk memenuhi permintaan cacing di satu daerah. Budidaya yang telah digaungkan selama ini nampaknya belum memenuhi permintaan. Terbukti dari suplai yang selalu di bawah permintaan.

Cacing yang habitatnya di selokan yang airnya mengalir ini bisa jadi dikultur di selokan di perkotaan. Selokan/saluran pembuangan limbah rumah tangga yang telah dibuat siring semen ini telah menjadi habitatnya. Kelemahannya saat musim hujan akan ikut hanyut terbawa aliran air.

Hatchery ikan hias ataupun ikan lain yang ada di lingkungan perkotaan bisa jadi mengelola kawasan ini untuk swasembada cacing sutra. Mungkinkah bisa diterapkan. Dan akan banyak kesulitan tentunya. Atau dengan cara lain untuk memenuhi kebutuhan cacing sutra ini.



Share

by : Idesat