Penetasan telur gurame dapat dilakukan di baskom plastik atau di akuarium. Namun akan lebih praktis bila dilakukan di baskom plastik, karena saat tebar larva tinggal tuang air berisi larva dari dalam baskom plastik. Tentu cara tuangnya tidak langsung dijatuhkan ke dalam air seperti membuang air. Harus dengan aklimatisasi suhu dalam baskom dan suhu air kolam atau baknya. Caranya letakkan baskom ke atas air kolam/bak beberpa saat, kemudian masukkan air kolam/bak ke dalam baskom sedikit-demi sedikit dan atur agar larva/brnih keluar untuk masuk ke kolam/bak. Pemindahan ini saat udara sejuk pada pagi atau sore hari. Jika menggunakan akuarium perlu waktu lama untuk menangkap dan menguras air dalam akuarium.
Telur gurame ditaruh dalam baskom plastik dengn padat tebar 4 – 5 butir/cm2 dengan ketinggian air 15-20 cm. kepadatan telur dihitung per satuan luas permukaan wadah sesuai dengan sifat telur yg mengambang.
Untuk mempertahankan kandungan oksigen terlarut di dalama media penetasan perlu ditambahkan aerasi kecil, tetapi harus dijaga agar telur tidak teraduk dan menumpuk.
Kualitas air media penetasan yg baik adalah suhu 29 – 30oC, nilai pH 6,7 – 8.6 dsn sumber air dari tanah. Bila air sumber mengandung karbondioksida tinggi, nilai pH rendah atau mengandung bahan logam (misalnya besi), sebaiknya diendapkan dulu selama 24 jam.
Telur gurame mengandung banyak minyak yang mebuat telur menjadi mengambang. Ada kalanya diberi busa untuk menyerap minyak yang ada. Setelah diletakkan beberapa saat busa diambil dan diperas untuk membuang minyaknya. Telur akan menetas setelah 36 – 48 jam.
Selama dalam penatasan telur yang berwarna putih yang tidak enetas harus dibuang. Telur ini akan membuat kualitas airnya menurun, di samping itu telur yang berwarna putih ini cepat sekali terserang jamur. Apabila dibiarkan akan ikut menempel telur yang berwarna kuning yang akan menetas dan telur yang bagus ini juga akan terserang jamur, sehingga tak menetas.
Sambil membuang telur yang putih juga dilakukan sipon untuk membuang kotoran.
Pemeliharaan larva
Pada hari keempat bisa dipindahkan ke kolam pendederan I. Hal ini untuk mengantisipasi larva yang akan mati pada hari kle 4 atau ke - 5.
Pakan mulai diberikan pada saat larva berumur 5 – 6 hari berupa cacing Tubifex
Kualitas air sebaiknya dipertahankan pada tingkat suhu 29 – 30 o C, nilai pH 6,5 – 8,0 dan ketinghgian air 15 – 20 cm.
Pendederan I, II, III, IV, dan V
Pemeliharaan benih pada pendederan I – V dapat dilakukan di kolam. Sedangkan di kolam perlu dilakukan persiapan kolam yg meliputi pengolahan tanah dasar, pengeringan, pengapuran, pemupukan, pengisian air dan pengkondisian air kolam. Pengolahan tanah dasar dapat berupa pembajakan, peneplokan dan perbaikan pematang kolam. Pengeringan dilakukan selama 2-5 hari (tergantung cuaca).
Menurut Balai Besar Perikanan Budidaya Air tawar Sukabumi dilakukan segmentasi pendederan gurame sebagai berikut :
Tingkat Pemeliharaan Produksi Ikan Gurame
No | Standar | Satuan | P 1 | P 2 | P 3 | P 4 | P 5 |
1 | Padat tebar | Ekor/m2 | 100 | 80 | 60 | 45 | 30 |
2 | Ukuran benih | Cm | 1,0 | 2.0 | 4 | 6 | 8 |
3 | Pakan | % BB | 20 | 20 | 10 | 5 | 4 |
Kali/Hari | 2 | 2 | 3 | 3 | 3 | ||
4 | Pemeliharaan | Hari | 20 | 30 | 40 | 40 | 40 |
5 | Sintasan | % | 60 | 60 | 70 | 80 | 80 |
Sekian , semoga manfaat.