href='https://maxcdn.bootstrapcdn.com/font-awesome/4.3.0/css/font-awesome.min.css' rel='stylesheet'/> AGRIBISNIS BENIH IKAN BLOG: Penetasan Telur Patin dengan Sistem Corong

Saturday, March 25, 2017

Penetasan Telur Patin dengan Sistem Corong


Telur ikan patin bersifat adhesit, artinya setelah telur keluar dan bersentuhan dengan air, maka telur akan melekat pada benda yang ada didekatnya. Telur ikan yang mempunyai sifat yang sama antara lain telur ikan mas, telur ikan lele, telur ikan baung, dan beberapa telur ikan lainnya. Hal ini yang dikatakan pemijahan jenis ikan ini memerlukan substrat sebagai penempel telurnya. Substrat ini berupa ijuk, kakaban, tumbuhan air eceng gondok, paralon, dan lain sebagainya. Sedang telur yang tidak melekat antara lain telur ikan tawes, bawal, gurame, cupang, nila, arwana, dan beberapa telur ikan lainnya. Telur ikan yang tidak menempel ini ada yang diletakkan di dalam sarang seperti gurame, ditaruh berserakan seperti pada tawes dan bawal, diapungkan di busa seperti pada cupang dan sepat, dierami di dalam mulut(mouth breeder) seperti pada ikan nila dan arwana, serta beberapa cara menyimpan telur setelah dibuahi oleh pejantannya.


Penetasan telur ikan patin dengan sistem konvensional dilakukan dengan penebaran telur memakai bulu ayam ke seluruh permukaan wadah tetas. Pada saat tebar telur, aerasi dimatikan, agar telur tidak mengikuti arus yang akhirnya telur menumpuk. Demikian juga gerakannya tidak masuk ke dalam air agar tidak menimbulkan arus. Ini juga agar telur numpukan telur mtidakmengikuti arus air dan akhirnya menunmpuk. Penumpukan telur mengakibatkan penetasan kurang bagus. Telur ikan patin akan menetas setelah 24-36 jam. Setelah menetas, telur yang berwarna putih dibuang, Untuk memperbaiki kualitas airnya, sebagian air media dibuang dan diganti dengan air baru.

Pada penetasan sistem corong, daya rekat telur dibuang dengan cara ditambah suspensi lumpr tanah merah. Menurut Pusat Pengembangan Patin Nasional (2010), menyatakan telur ditambah dengan air dan diaduk 2-3 menit, dibilas dengan air bersih sampai 3 kali sampai hilang gelembung sperma. Kemudian dicampur dengan suspensi tanah liat, diaduk dengan bulu ayam sampai telur terpisah satu dengan lainnya, dan dilakukan pembilasan air bersih 3-4 kali untuk membersihkan suspensi tanah merah. Namun dalam praktek ada yang melakukan pemebrian suspen larutan tana merah ini setelah pembuahan telur. Baru kemudian dibilas dengan air sampai bersih dan ditetaskan dalam corong.

Cara kerja penetasan sistem corong ini dengan mengalirkan air ke corong telur, sehingga telur dapat terangkat dan bergerak ke atas (namun tidak sampai ke permukaan). Telur dibuat tidak menumpuk di dasar. Telur yang menumpuk di dasar corong tidak akan menetas. Setelah 20 jam telur mulai menetas. Telur yang menetas menuju ke permukaan dan akan hanyut mengikut arus air jatuh ke dalam hapa halus yang dipasang di bawah corong (hapa halus ini berada di dalam sebuah wadah fibre), Setelah 36 jam telur menetas total dan dipanen untuk dideder di bak yang telah dipersiapkan sebelumnya,

1 comment

Post a Comment

Share

by : Idesat