href='https://maxcdn.bootstrapcdn.com/font-awesome/4.3.0/css/font-awesome.min.css' rel='stylesheet'/> AGRIBISNIS BENIH IKAN BLOG: Kolam Penetasan Telur Lele yang Ideal

Friday, May 19, 2017

Kolam Penetasan Telur Lele yang Ideal


Salam rekan-rekan pengusaha pembenihan ikan (pengusaha adalah orang yang berusaha; saya sendiri hanyalah seorang pengamat pembenihan ikan; hanya memperhatikan perilaku inovatif para penangkar benih dari segi logika dan kepraktisan; sering mengagumi inovasi yang diterapkan), jadi walaupun Anda hanya punya kolam sedikit sudah bisa disebut pengusaha. Hanya skalanya besar, menengah, kecil, dan mikro. Seberapa banyak waktu dan investasi yang Anda curahkan. Sebagai usaha domian, paruh waktu (part time), atau sebatas hiburan pengisi waktu. Dan satu lagi Anda termasuk orang profesional (tentu saja di bidangnya). Tahukah Anda apa arti profesional itu ? Saya ambil pengertian yang mungkin tidak sama dengan pengertian secara umum. Profesional berarti bisa menghidupi diri dan keluarganya. Nah sekarang baru Anda taruh di mana tingkatan Anda berada. Maksudnya profesionalnya sebatas mana biaya hidup yang bisa Anda tanggung. Semoga usaha Anda sukses, jangan lupa doa, ya. Dan berbagi ilmu dan rezkinya.

Masih ingatkah Anda dulu ketika Anda menetaskan telur ikan lele di kolam semen ? Kayaknya hasilnya kurang bagus, ya. Karena telur lele yang menempel di semen tidak netas. Mulailah berinovasi menetaskan telur lele di kolam semen yang dilapisi plastik. Hasilnya ? Larva lele yang menetas pada mati berkumpul di dasar plastik. Karena kepanasan. Dulu penetasan telur lele di kolam semen yang dilapisi plastik ini hampir gagal. Kalau saja tidak berimprovisasi mula-mula dengan genteng, dan sekarang dengan paranet sebagai peneduh untuk mengurangi teriknya matahari. Walaupun teriknya matahari sebenarnya juga diperlukan dalam batas-batas tertentu. Yang sedang-sedang saja. Hal ini baru Anda ketahui ketika intensitas matahari kurang, telur yang menetas juga kurang bagus. Demikian juga kesehatan larva lelenya. Dan cuaca mendung maupun hujan juga mempengaruhi penetasan dan kesehatan larva lele. Buktinya hasil pemijahan di musim hujan dan sebelum banyak hujan hasilnya berbeda. Betul bila Anda berargumen hasil pemijahan di Bulan September, Oktober, Nopember lebih banyak dan mulai menurun dengan adanya hujan di Bulan Desember, Januari, Pebruari. Namun pendapat ini juga disangkal dengan adanya puncak kematangan telur ikan lele di bulan sebelum adanya hujan. Oke, saya juga setuju. Namun bagaimanapun momen produksi benih ada di bulan sebelum turun hujan.

Yang tidak kalah penting dalam hal penetasan ini juga harus memperhitungkan luasan kolam penetasan yang digunakan. Hal ini akan langsung berpengaruh terhadap tingkat penetasan telur lele. Pemberian ijuk atau kakaban yang hampir menutupi seluruh pelataran dasar kolam pemijahan perlu, agar telur tidak menumpuk di satu bagian. Telur yang menyebar merata akan memberi kemungkinan menetas lebih bagus dibandingkan telur yang menumpuk atau menggerembol. Luasan kolam penetasan setidaknya 15-20 m2 per kg induk betina yang dipijahkan. Bahkan ada yang menggunakan 27 m2 per kg induk yang dipijahkan seperti yang dilakukan Pak Nasrudin, seorang praktisi pembenihan lele sangkuriang yang berhasil.

Praktisi Pembenihan Ikan lele Sangkuriang Bapak Nasrudin yang tinggal di Kampung Sukabinus RT 04/05 Desa Gedog, Kec, Megamendung Bogor HP 081383584541 menggunakan kolam pemijahan 4x2x1 m3 dari kolam terpal untuk memijahkan ikan lele Sangkuriang sebanyak 4 ekor betina dan 2 ekor betina (rata-rata 1 kg). Hasil pemijahannya ditetaskan di kolam penetasan seluas 4x3x0,5 m3 sebanyak 9 buah. Dengan siklus pemeliharaan selama 2-3 bulan menghabiskan biaya sarana produksi sebanyak 50 gelas/kaleng cacing sutera, 30 kg pakan udang tepung (Feng Li), 40 kg pellet F99, 150 kg pakan L1 (apung) menghasilkan rata-rata produksi sebanyak 120.000 ekor benih lele sangkuriang ukuran 5-8 cm.


Dengan paparan di atas beberapa hal yang harus menjadi perhatian kita adalah sebagai berikut :
1. Luasan kolam penetasan sebaiknya 20 m2 per kg induk betina yang dipijahkan.
2. Peneduh perlu diberikan terutama saat telur menetas menjadi larva dengan genteng atau paranet.
3. Ijuk sebaiknya diangkat pada siang atau sore hari pada saat hari tersebut telur menetas. Bila diangkat siang hari dan masih terik sebaiknya langsung diberikan peneduh.
4. Siapkan pakan cacing sutera sebagai pakan awalnya setelah hari hari ketiga dimulai perhitungan dari hari menetas atau 70 jam setelah menetas. Biasanya sore menjelang malam, larva sudah bertaburan mencari pakan.
5. Bila terik matahari menyengat, segera beri peneduh.
6. Pemberin pakan cacing sebaiknya disebar merata agar benih mempunyai kesempatan yang sama untuk makan. Pemberian caing sekenyangnya (ad libitum) dan stok pakan untuk mensuplai pakan benih yang ada.

Share

by : Idesat