Indonesia mengenal musim hujan biasanya pada bulan November hingga Maret, dan musim kemarau atau musim kering yang terjadi pada bulan April sampai Oktober. Musim pancaroba merupakan musim peralihan dari musim hujan ke musim kemarau atau sebaliknya. Normalnya terjadi bulan Maret-April, dan Oktober-Desember. Musim pancaroba ditandai dengan angin kencang, puting beliung, hujan terjadi secara tiba-tiba serta dalam waktu yang singkat, udara terasa panas dan arah angin tidak teratur. Bagi pelaku usaha perikanan budidaya harus mewaspadai saat ini untuk mencegah serangan penyakit ikan.
Namun adanya global warming dewasa ini, menyebabkan kapan terjadi pergantian musim, sehingga sulit untuk diprediksi. Bisa jadi musim pancaroba mengalami mundur atau bahkan maju. Nanun kita harus membaca alam dengan ciri-ciri di atas yang manandakan telah terjadi musim pancaroba.
Dalam postingan saya Belajar dari Mongso, musim pancaroba ini mungkin pada mongso pertama yang berlangsung 41 hari dari 22 Juni sampai dengan 1 Agustus. Saat ini banyak terjadi serangan penyakit ikan. Dan bahkan padipun banyak terserang wereng. Dan untuk pancaroba dari kemarau ke hujan sangat berbeda-beda situasinya pada daerah tertentu. Salah satunya hal yang mempengaruhi adalah sumber air yang dipakai.
Berikut uraian pengaruh iklim terhadap kegiatan budidaya ikan dari Dr. Suwarman Partosuwiryo :
Mongso ke | 1 |
Waktu | 41hari (22/6- 1/8) |
Tanda-tanda alam | - Suhu air dan udara relatif dingin (22º - 26ºC) |
- musim bediding | |
- sumber air berkurang | |
- musim kemarau | |
- perubahan suhu udara harian tinggi | |
- udara malam hari dingin | |
- udara siang hari panas | |
Dianjurkan | - pembesaran ikan |
- jenis ikan yang kurang O2 (sifat labirinti) | |
- ikan yang tahan terhadap O2 terlarut rendah seperti ikan lele | |
(sifat labirinti), gurami, patin, nila | |
- pemberian dosis pakan disesuaikan | |
Tidak dianjurkan | - pembenihan hampir semua |
jenis ikan | |
pembesaran ikan dengan padat tebar tinggi | |
Keterangan | - umumnya pada mangsa ke 1 telur ikan kosong |
- nafsu makan Ikan berkurang | |
- untuk budidaya ikan dalam kolam indoor relatif | |
lebih kondusi (bisa diatur) |
Mongso ke-1
Waktu 41 hari (22/6- 1/8)
Tanda-tanda alam
- Suhu air dan udara relatif dingin (22º - 26ºC)
- musim bediding
- sumber air berkurang
- musim kemarau
- perubahan suhu udara harian tinggi
- udara malam hari dingin
- udara siang hari panas
Dianjurkan
- pembesaran ikan
- jenis ikan yang kurang O2 (sifat labirinti)
- ikan yang tahan terhadap O2 terlarut rendah seperti ikan lele (sifat labirinti), gurami, patin, nila
- pemberian dosis pakan disesuaikan
Tidak dianjurkan
- pembenihan hampir semua jenis ikan pembesaran ikan dengan padat tebar tinggi
Keterangan
- umumnya pada mangsa ke 1 telur ikan kosong
- nafsu makan Ikan berkurang
- untuk budidaya ikan dalam kolam indoor relatif lebih kondusi (bisa diatur)
Saat bulan Juni-Juli akan lebih baik dilakukan panen ikan konsumsi dengan cara sortir. Yang tujuannya menyelamatkan ikan yang sudah bisa dijual dan pemeliharaan kembali yang belum layak jual, namun harus dengan penjarangan (padat tebar yang lebih rendah dari standar). Dalam pengeringan dan penangkapan ikan ataupun benih ikan harus dilakukan handling yang baik dan benar agar ikannya tidak luka/lecet. Ikan luka merupakan rangsangan jamur dan berbagai jenis bakteri untuk melakukan penyerangan.
Bulan Juni-Juli ada baiknya dilakukan pengeringan kolam pada kolam tanah, pada kolam semen/plastik dilakukan penanganan kualitas air media ikan/benih agar cocok sebagai habitatnya. Satu syaratnya adalah jangan melakukan pembesaran ikan dengan padat tebar yang tinggi.
Pemicu lain serangan penyakit ikan ini antara lain fluktuasi suhu yang tinggi antara malam dan siang hari dan suhu yang relatif dingin ini merangsang pertumbuhan jazad renik (berbagai parasit) dan berbagai bakteri yang lebih cepat berkembang yang didukung oleh adanya bahan organik yang menumpuk.
Demikian postingan prediksi saya dari sumber yang ada, silakan Anda prediksi sendiri versi Anda.