Usaha budidaya ikan baung sangat ditentukan ketersediaan benihnya secara 7 T (Tepat Waktu, Ukuran, Tempat, Harga, Kualitas, kuantitas, dan Media). Soal strain belum masuk, karena saat ini masih ada satu strain ikan baung yang dibudidayakan oleh masyarakat perikanan. Kemunduran mutu benih belum begitu dirasakan. Namun kalau pelaku usaha pembenihan tidak memperdulikan induk yang digunakan, bukan mustahil ikan baung akan mengalami kasus inbreeding. Para pelaku penangkar/pembenih baung sudah seharusnya melakukan Standardisasi Operasional Prosedur dengan tidak memijahkan induk-induk yang berasal dari tempat yang sama atau satu keturunan. Sebaiknya perolehan induk dari tempat yang berbeda, misal betina dari hasil budidaya, sementara jantan dari penangkapan perairan umum.
Saat ini kendala yang dihadapi berupa media yang kebanyakan menggunakan kolam stagnan. Banyak orang beranggapan ikan baung seperti lele dan patin, sehingga habitatnya sama. Ikan baung bukan ikan yang mempunyai pernafasan tambahan. Ikan baung adalah ikan sungai yang memerlukan oksigen tinggi seperti halnya ikan mas dan tawes. Dalam densitas (kepadatan) rendah ikan baung mungkin saja bisa hidup di lingkungan kolam stagnan setelah mengalami masa adaptasi yang lama.
Untuk memproduksi ikan Konsumsi baung harus tersedia benih yang dihasilkan para penangkar benih baung. Produksi benih ikan baung akan memajukan usaha pembesarannya hingga sukses.
Adapun teknologi pembenihan baung dilakukan dengan penangkapan induk baung, seleksi matang gonad, penyuntikan, inkubasi induk di kolam pemijahan, pemijahan, penetasan, pendederan I, pendederan II, panen dan distribusinya.
Induk baung dipelihara dalam kolam induk secara bercampur. Ini bisa diterapkan bila tidak ada air mengalir. Namun demikian dengan adanya aliran airpun, baung susah mijah alami, kecuali saat awal musim hujan. Sehari sebelumnya induk tiidak diberikan pakan, atau minimal sore hari sebelum induk ditangkap tidak diberikan pakan. Pemberian pakan akan mengacaukan perut yang gendut akibat pakan atau telur pada betina. Walaupun perut gendut akibat pakan akan dimuntahkan. Hal ini membuat ikan stres.
Induk dijaring dengan beberapa orang pada pagi hari, dipilih yang matang dengan ciri-ciri betina : peutnya gendut lunak, alat kelamin berwarna kemerahan. Pada jantan dicirikan dengan peurt langsing, alat kalamin memanjang dan berwarna kemerahan di ujungnya. Perbandingan betina : jantan 1 : 1. Berat induk rata-rata yang digunakan sebesar 300 gram.
Induk diinkubasikan di kolam pemijahan sekaligus adaptasi lingkungan. Kolampemijahan diberi aerasi sebanyak 5 titik. Induk disuntik sekitar pukul 14.00 WIB dengan ovaprim sebanyak 0,5 cc/kg induk. Jumlah ovaprim yang digunakan 0,15 cc untuk betina dan untuk jantan juga 0,15 cc. Selanjutnya Induk dinmasukkan kembali ke kolam pemijahan seluas 4 x 5 1 m dengan ketinggian air 25 cm.
Induk memijah pukul 22.00 WIB (8 jam setelah penyuntikan). Kegiatan pemijahan ini ditandai dengan suara ikan berkejaran. Sebaiknya tidak perlu dilihat-lihat agar tidak mengganggu pemijahan yang dilkaukan ikan baung.
Induk dikembalikan ke kolam pemeliharaan induk pada keesokan harinya dan telur yang menempel di kakaban dijarangkan ( tidak saling berdekatan). Aerasi tetap dilakukan sampai telur menetas.
Telur akan menetas setelah 20 - 30 jam. Telur yang menetas menjadi larva bersifat fototaxis (menghindari sinar), sehingga bersembunyi di balik kakaban. Sore hari kakaban sebaiknya diangkat dengan cara menggoyang-goyangkan kakaban agar larva yang mesaih menempel jatuh ke dasar kolam. Kakaban diangkat unuk mengurangi jumlah bahan organik di kolam, sehingga dapat lebih bersih. Dengan asumsi fekunditas 10%, maka telur yang dikeluarkan sebanyak 30.000 butir. Dan asumsi tingkat penetasan sebesar 50%, maka diperkirakan jumlah larva yang ada sebanyak 15.000 ekor.
Larva mengandung kuning telur pada perutnya yang gendut. Persediaan pakan ini akan habis selama 2-3 hari. Setelah 2 hari dari penetasan (hari ketiga dari penetasan) diberikan pakan alami cacing sutra secara adlibitum (sekenyangnya). Pemberian pakan cacing dilakukan dengan menebar ke seluruh dasar kolam. Sebaiknya cacing tidak menggumpal. Pemberian cacing dilakukan selama 18 hari di kolam penetasan yang merangkap sebagai kolam pendederan I. Jumlah cacing yang diberikan sebanyak 5 gayung @ Rp. 50.000,-/gayung. Selama di poendederan I benih baung dipindahkan pada luasan yang sama (kolam di sampingnya) agar media air yang digunakan mendukung untuk kehidupan benih baung.
Selanjutnya benih ikan baung yang telah berukuran 1-2 cm ini dikeringkan untuk selanjutnya ditebar ke pendederan II. Kolam yang digunakan berupa 2 buah hapa berukuran sama (1 x 2 x 1 m) dan ketinggian airnya 25 - 30 cm. Hapa ini dipasang pada kolam yang mendapat aliran air dari irigasi.
Benih pada pemeliharaan hapa ini diberikan pelet halus selama masa pemeliharaan 3 minggu.
Benih baung berukuran 1-2 cm dipindahkan ke kolam pendederan II. Jumlah benih diperkirakan sebanyak 7.000 ekor. Mortalitas di sini sebesar 53,33%. Tingkat kehidupannya sebesar 46,67 %. Selanjutnya diberikan tepung kasar. Pemberian pakan ini diberi air terlebih dahulu agar pakan menjadi lebih lunak. Pakan yang lunak ini akan terasa ramah terhadap benih yang baru untuk makan pertama kalinya dengan tepung kasar ini. Untuk selanjutnya pemberian pakan diberi air agar lebih lunak. Pemeliharaan ini berlangsung selama 21-28 hari. Ukuran benih sudah mencapai 2-3 - 5 cm.
Analisis Produktivitas Pembenihan Ikan Baung
No | Uraian | Hasil | Keterangan |
---|---|---|---|
1. | Fekunditas Telur % | 10 | 30 gr dari 300 gr |
2. | Hatching Rate % | 50 | 15.000 ekor dari30.000 butir |
3. | Survival Rate % P I | 46,67 | 7.000 ekordari 15.000 ekor |
4. | Survival Rate % P II | 71,43 | 5.000 ekor dari 7.000 ekor |
5. | Produktivitas ekor/kg | 16.667 | 5.000 ekor dari 1 kg |
Analisisi Finansial Usaha Pembenihan Ikan Baung
No | Uraian | Volume | Satuan | Jumlah |
---|---|---|---|---|
1 | Ovaprim cc | 0,3 | 25.000 | 7.500 |
2 | Cacing gayung | 5 | 50.000 | 250.000 |
3 | Pelet halus kg | 2 | 16.000 | 32.000 |
4 | Pellet kasar kg | 3 | 14.000 | 42.000 |
Jumlah | 331.500 | |||
Benih Baung | 5.000 | 350 | 1.750.000 | |
Keuntungan | 1.418.500 |
Mohon perkenan koreksinya, terima ksih.